Monday, 25 February 2019
API NERAKA YANG MENJULANG-JULANG
"KHADIJAH" WANITA ISTIMEWA
Tak Tahan Air Mata, Banyak Yang Menangis Membaca Kisah Khadijah (Istri Rasulullah) ini
Khadijah Memang Wanita Istimewa
DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan. Namun ketika wafat, tak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di saat menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan.
“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba,” bisik Khadijah kepada Fatimah sesaat menjelang ajal. “Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”.
Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di syurga”.
Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Rasulullah dan semua orang yang ada di situ.
Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.
Rasulullah menjawab salam Jibril, kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?”
“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril yang tiba-tiba berhenti berkata, kemudian menangis.
Rasulullah bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”
“Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” jawab Jibril.
Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tak kan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Mahamengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban!?”
Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup... Khadijah
Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”.
Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.
Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur.
Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga.
“Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah dengan lembut.
Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku, ?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.
“Wahai suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan," jawab Khadijah.
"Dahulu aku memiliki kemuliaan, Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya”.
"Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu”.
"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang hak, Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah”.
Rasulullah pun tampak sedih. “Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”
“Aku, ya Rasulullah!” sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah...
Di samping jasad Siti Khadijah, Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah.
“Ya Allah, ya ILahi Rabbiy, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah”.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin
Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,
1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua teman facebookmu , insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..
Semoga yg berkomentar Aamiin dijauhkan dari segala penyakit, diberi sehat wal'afiat, rezekinya melimpah ruah, dan keluarganya bahagia Dan bisa masuk Surga melalui pintu mana saja.
Barakallahu fiikum
Semoga bermanfaat
Sunday, 24 February 2019
REZEKI MANUSIA

Rupanya dia menutup kekurangannya tanpa perlu berkeluh kesah.
Rupanya dia pandai menutup dukanya dengan bersyukur dan redha.
Rupanya dia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya.
Rupanya dia berbahagia dengan apa yang dia ada.
Ternyata dia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung.
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat Allah..
Bahawa di satu sudut dunia lain masih ada yang belum beruntung memiliki apa yang aku ada saat ini.
Hanya akulah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi.
Kerana bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..
Dan yang tidak boleh dilupakan, setiap hakikat rezeki akan ditanya kelak, "Dari mana dan digunakan untuk apa"
Maka, aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain.
Jujur bila berkata,
Hayati bila membaca,
Ikhlas bila menerima...
Monday, 18 February 2019
Sayang, Nanti Kita Jumpa Di Syurga
Apabila sudah diamanahkan, tanpa berlengah saya bergegas ke rumah pemanggil tersebut yang letaknya tidak jauh dari kediaman saya. Saya tiba ketika hari sudah lewat petang. Orang ramai yang terdiri daripada sanak saudara, jiran tetangga dan kenalan, sudah memenuhi kediaman tersebut.
Saya melangkah masuk, bertemu dengan suami dan anak-anak Allahyarham. Selepas berbicang, kami mendapat kata sepakat. Jenazah akan diuruskan keesokan hari kerana hari sudah lewat bertukar malam.
Petang itu, jenazah hanya dibersihkan dengan mengelap tubuhnya menggunakan kain sambil dibantu anak-anaknya seramai empat org, 2 lelaki.. 2 orang perempuan. Kesemuanya sudah besar dan ada di antaranya sudah berkahwin.
Memang itulah sebaik-baiknya. Lebih afdal anak sndiri yang uruskan jenazah ibu bapa mereka.
*_"Tapi Ustazah,kami ni tak pandai. Kami tak tahu apa². Ustazah ajarlah kami",_*beritahu seorang lagi anak perempuan.
Ingatkan anak perempuan saja, rupanya 2 orang anak lelaki & suami Allahyarham mahu turut serta memandikan.
*_"Masa kecil, ibu mandikan kami tak pernah pakai sarung tangan. Kami tak mahu pakai",_* tolak si anak lembut.
*_"Sayang...inilah mulut yang selalu senyum pada abang. Inilah mulut yang selalu berbual dengan abang, hiburkan abang selama ni, mulut yang berikan abang semangat ketika berdepan masalah",_* ungkapnya dengan linangan air mata.
Sungguh, waktu itu terasa begitu hening. Suasana sangat pilu. Menyaksikan semua kata² ikhlas ini dari suami dan anak2 si mati.
Menyaksikan semua itu, air mata saya tak dapat dibendung lagi. Sesekali saya berpaling ke arah lain, mengesat air mata yang kian laju mengalir.
*_"Ni isteri saya, biar saya yang buat. Ustazah tolong ajarkan saya",_*tutur si suami.
Saya tahu semua yang menyaksikan terharu. Saya sendiri turut tersentuh dengan sikap keluarga ini. Sungguh, suaminya memang seorang yang baik dan sangat menghormati jasa seorang wanita bergelar isteri.
Pun sama, kerja ini dilakukan oleh anak² & suami arwah dengan tunjuk ajar saya. Walaupun mengambil masa agak lama, semuanya selesai dengan mudah sebelum jenazah dibawa ke tanah perkuburan.
Sayang.. malam ini Abang akan berteman hanya dengan anak-anak di sisi Abang"._*
Satu drama yang benar-benar berlaku, memperlihatkan kasih sayang, kejujuran, kesetiaan dan cinta yang tulus ikhlas dari seorang suami kepada isteri. Kisah kasih sayang antara anak² dan ibu dalam keluarga ini.
Allahu Akbar....
Monday, 11 February 2019
KISAH SEDEKAH ALI BIN ABI THALIB DAN BUAH DELIMA UNTUK FATIMAH
Ketika Fatimah binti Rasulullah SAW sedang sakit, ia ditanya oleh suaminya yang tak lain adalah Ali bin Abi Thalib.
“Wahai istriku, engkau ingin buah apa?” tanya Ali dengan penuh kasih sayang.
“Suamiku, aku ingin buah delima,” jawab Fatimah.
Maka Ali berfikir sejenak, karena ia tak ada uang sepersenpun. Dia pun berdiri serta pergi ke pasar mencari pinjaman uang satu dirham yang lalu dibelikan sebuah delima untuk istrinya Fatimah. Di tengah perjalanan menuju rumahnya, ia melihat seseorang yang tergeletak sakit di pinggir jalan. Maka Ali pun berhenti dan menghampirinya.
“Hai orang tua, apa yang diinginkan hatimu?” tanya Ali.
“Wahai Ali, sudah lima hari aku tergeletak sakit di tempat ini. Banyak orang yang berlalu lalang, namun tak ada satu pun yang mau peduli kepadaku, padahal hatiku ingin sekali makan buah delima,” jawab orang sakit itu.
Mendengar jawabannya, Ali pun terdiam sebentar sambil berkata dalam hati. “Buah delima yang hanya sebiji ini sengaja aku beli untuk istriku. Kalau aku berikan kepada orang ini, pasti Fatimah akan sedih sekali. Namun jika tidak aku berikan, berarti aku tidak menepati firman Allah,” katanya dalam hati. Ali lantas teringat akan ayat Allah SWT, “Terhadap si pengemis, engkau janganlah menghardiknya.”(QS. Ad Dhuha:10).
Maka Ali lalu memberikan Buah Delima itu kepadanya. Ali pun lalu pulang dengan malu karena tak membawa buah, dan sesampai di rumah ia menceritakan peristiwa itu kepada Isterinya, dan Siti Fatimah berkata kepadanya, “Mengapa engkau bersedih hati wahai suamiku? Demi keperkasaan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, sesungguhnya tatkala engkau memberikan delima itu kepada orang tua tersebut, maka hilanglah keinginanku kepada buah delima.” Maka Ali gembira dengan kata-katanya istrinya itu.
Tiba-tiba datanglah seseorang mengetuk pintu.
Tanya Ali: “Siapa ya ?”
Jawab orang itu: “Saya Salman Al-Farisi, tolong, bukakan pintu!”
Ali berdiri dan membukakan pintu, dan dia melihat Salman Al-Farisi di tangannya memegang talam yang tertutup di bahagian atasnya, serta meletakkannya di hadapan Ali. Kata Ali: “Dari manakah ini, ya Salman?”
Jawab Salman: “Dari Allah kepada Rasul dan dari Rasul kepada engkau.”
Maka Ali membuka tutup talam itu, ternyata di dalamnya terdapat sembilan buah delima.
Maka Ali berkata lagi: “Ya Salman, kalau ini untuk saya tentunya harus sepuluh, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Barangsiapa membuat satu amal kebaikan, maka pasti baginya sepuluh kali ganda amalnya (balasannya)”. ( Al-An’am : 160 )
Salman al-Farisi tertawa sambil mengeluarkan sebiji delima dari dalam saku bajunya dan meletakkannya di talam seraya berkata: “Wahai Ali, demi Allah, aku hanya sekadar menguji sejauh mana KEYAKINANMU terhadap firman Allah yang engkau bacakan sebentar tadi.”
Subhanallah
Saturday, 9 February 2019
Sepuluh Pesan Emak. Satu Pesan Ayah
Pesan Emak
(Sambil pakaikan baju nak ke sekolah)
1. "Belajar bersungguh-sungguh. Jangan main-main."
2. "Kalau tidak faham, angkat tangan. Tanya cikgu."
3. "Waktu rehat pergi kantin. Makan. Jangan tak makan pula. Nanti lapar tak boleh fokus belajar."
4. "Duit jangan habiskan. Jimat. Boleh masukkan dalam tabung. Simpan untuk masa depan."
5. "Jangan bergurau lebih-lebih dengan kawan. Berkawan elok-elok. Jangan bergaduh."
6. "Jangan nakal-nakal."
7. "Jaga baju. Jangan bagi kotor. Jaga kebersihan."
8. "Sebelum belajar, jangan lupa baca doa. Minta Tuhan bagi faham."
9. "Habis kelas, salam tangan Cikgu. Supaya ilmu berkat."
10. "Tamat waktu sekolah terus balik. Jangan merayap ke tempat lain."
Pesan Ayah
(Sambil hidupkan enjin kereta)
1. "Ingat pesan emak."
Moral: Ayah always a simple man.
Wednesday, 6 February 2019
USTAZ KATA HARTA KITA BOLEH BAWA MATI
Dengan Syarat Kita Minta Orang Lain Bawakan Harta Tu.
Siapa Mereka Tu?
Mereka Adalah Golongan Asnaf, Anak Yatim Dan Mereka Yang Memerlukan.
Jadi Jangan Kecik Hati Bila Ada Yang Kata, Buat Apalah Cari Duit Beria, Bukan Boleh Bawa Mati Pun.
Tak Salah Cari Harta Banyak-Banyak, Tapi Lepas Tu Kongsikan.
#MotivasiPagi #HidupUntukMemberiSebanyaknya #SalamDhuha ❤