Ja'far Ibn Sulaiman Ad-dhibi' bertanya pada Rabiatul Adawiyah, "Kapan seorang hamba dikatakan redha kepada Allah?"
Rabiatul Adawiyah menjawab, "Ketika kebahagiaannya saat ditimpa musibah sama dengan kebahagiaannya saat diberi nikmat."
Sebagaimana Al-Fudhayl mengatakan, "Jika diberi atau tidak diberi nikmat oleh Allah sama saja baginya, maka itu bererti ia redha pada Allah SWT."
Ahmad Ibn Abi Al-Hawari juga menuturkan "Sesungguhnya Allah Maha Agung dan Maha Mulia dengan kemurahan-Nya. Dia telah redha kepada hamba-hamba-Nya, sebagaimana mereka redha kepada tuan-tuan mereka."
Aku bertanya, "Maksudnya apa?" Ia menjawab, "Bukankah setiap budak menginginkan agar tuannya redha padanya?"
Maka aku menjawab," Ya"
Dia berkata, "Sesungguhnya Allah menginginkan agar semua hamba-hamba-Nya redha kepada-Nya."
Sahl menjelaskan, "Tingkat keyakinan seorang hamba sesuai dengan tingkat keredhaannya. Tingkat keredhaannya sendiri sesuai dengan tingkat kehidupannya untuk selalu bersama Allah SWT."
Rasulullah SAW bersabda, "Dengan kebijaksanaan dan keagungan-Nya, Allah Azza wa Jalla menjadikan kelapangan dan kebahagiaan dalam redha dan keyakinan. Dia juga menjadikan kesusahan dan kesedihan dalam ketidak redhaan."
- (H.R. At-Thabrani).
Zawiyah Asy Syattari6
No comments:
Post a Comment